Rumah Kompos
Sebagai Salah Satu Pilar Konservasi
Sebagai
Universitas Konservasi, UNNES ( Universitas Negeri Semarang ) benar benar
menunjukan keseriusanya. Dapat kita lihat disepanjang jalan maupun lingkungan
kampus tampak hijau dan dipenuhi dengan pepohonan rimbun. Keberhasilan Konservasi
ini tentu menjadikan masalah baru yaitu daun daun kering yang setiap hari
berjatuhan. Dilihat dari banyaknya pohon yang berada di unnes, dapat kita
bayangkan berapa banyak dalam satu harinya daun kering yang terkumpul dalam
lingkup satu Universitas. Masalah daun kering ini tentu tidak dapat di anggap
remeh begitu saja. Karena apabila daun daun kering yang terkumpul ini dibakar,
tentu selain tidak ramah lingkungan karena dapat merusak lapisan ozon juga
dapat menyebabkan polusi udara akibat dari pembakaran tersebut.
Pengukuhan
Unnes sebagai universitas konservasi di Indonesia oleh Bapak Mendiknas, telah
mengubah mindset Unnes sekarang menjadi Universitas yang mengedepankan
penghijauan. Hal ini didilihat dari banyaknya sarana konservasi di Unnes, yaitu
: Taman Kupu-Kupu, Kebun Pendidikan, Lab Biologi, dan satu lagi adalah Rumah
Kompos. Rumah Kompos yang berada tepat di belakang lapangan softball FIK Unnes,
menyediakan berbagai informasi soal bagaimana kita mengolah sampah organik
untuk menjadi pupuk kompos yang lebih berkualitas. Dengan adanya rumah kompos
ini, masalah dengan daun dau kering yang terkumpul dari lingkungan sekitar
Unnes pun dapat diatasi.
Setiap daun yang terkumpul dari unnes, akan di olah di rumah kompos untuk
dijadikan pupuk kompos. Tentu saja dengan adanya rumah kompos ini tidak hanya
menyelesaikan masalah daun kering saja namun juga memberikan utilitas terhadap
daun yang seharusnya terbuang sia sia namun melalui rumah kompos ini daun
tersebut dapat dijual melalui pupuk kompos yang dihasilkan sehingga dapat
menjadikan nilai jual atas daun kering tersebut. Dalam rumah kompos ini juga
diterapkan sistem 5 R yaitu Reduce, Reuse, Recycle, Replace, Repair
- Reduce berarti kita mengurangi sampah
yang kita hasilkan atau mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bisa
merusak lingkungan. Reduce dilakukan dengan cara : kurangi belanja
barang-barang yang kamu yang tidak “terlalu” dibutuhkan seperti baju atau
celana baru, aksesoris-aksesoris, kurangi penggunaan kertas tissue dengan
menggantinya dengan sapu tangan karena akan dapat dipakai ulang dengan
mencucinya, kurangi penggunaan kertas di kantor dengan melakukan print
preview sebelum mencetak, biasakan membaca koran online, karena semua itu
nanti ujung-ujungnya akan menjadi sampah.
- Reuse sendiri berarti menggunakan
kembali seperti baju lama kamu bisa digunakan kembali dengan merubah model
atau menambah kain dari baju-baju bekas yang akhirnya kelihatan menarik
dan kamu bisa pakai kembali atau baju lama kamu bisa kamu berikan
kepada orang lain yang membutuhkan.
- Recycle adalah mendaur ulang barang.
Paling mudah adalah mendaur ulang sampah organik di rumahmu,
misalnya bekas botol plastik air minum bisa kamu gunakan sebagai pot
tanaman, atau kamu bisa juga mendaur ulang kertas bekas untuk digunakan
sebagai bahan kerajinan. Pernahkah kamu melihat tempat yang berdampingan
dengan tulisan Organik dan Anorganik? Tujuannya adalah sebisa mungkin kamu
bisa memisahkan sampah organik (biasa disebut sebagai sampah basah) dan
sampah anorganik (sampah kering). Sampah organik adalah sampah yang
terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang berasal dari
alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan, rumah tangga atau
yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah
rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya sampah dari
dapur, sayuran, kulit buah, dan daun. Sampah jenis ini dapat terdegradasi
(membusuk/ hancur) secara alami. Sedangkan sampah anorganik berasal dari
sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari
proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti
plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak
dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan
melalui proses yang cukup lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah
tangga, misalnya berupa botol kaca, botol plastik, tas plastik, dan
kaleng.
- Replace yaitu
mengganti atau menghindari barang yang sekali pakai dengan barang yang
bisa dipakai berulang-ulang. Misalnya membawa kantong sendiri saat
berbelanja. Cara tersebut efektif untuk mengurangi sampah plastik dari
bungkus belanjaan.
- Repair yaitu memperbaiki
barang-barang yang rusak agar dapat dipakai kembali. dengan langkah
tersebut, kamu tak perlu membeli barang-barang baru lagi karena barang
lama masih bisa dipakai.
Foto Terkait :
0 komentar:
Posting Komentar