Di ujung hari dimana aku dan kamu saling sapa untuk hal yang tidak biasa. Mungkin saat itu kamu dengan tiga perempat cintamu untuk dia, seperempat lagi yang aku rasa ada untukku dan aku dengan bulatan cinta yang utuh untukmu. Malam itu aku memang merasa lelah, bukan lelah karena bekerja seharian. Tapi lelah memperjuangkan seperempat cinta yang tak jelas dan terombang ambing. Walau hanya seperempat, paling tidak aku bisa merasakan bahwa kamu pun punya perasaan yang sama. Beda porsi, beda pilihan, pun beda tujuan. kamu yang lebih memilih untuk bersama tiga perempat yang lain itu, dan aku yang kukuh dengan satu cinta yang tawar. Hatiku memang tidak tenang, antara bertahan atau merelakan. Bertahan dengan seperempat cinta yang kadang kamu ingat dan yang sering kamu lupakan itu terasa melelahkan. Atau merelakan seperempat cinta yang mampu memberikan kenyamanan yang aku sudah tertambat kukuh pun terasa sulit dan menyakitkan. Tapi mau bagaimana? Toh nyatanya cinta ini terlalu kuat untuk aku lepaskan.
"Jangan membenciku, meski sampai prasangka baik terakhirmu cintamu masih terkhianati, aku mengerti lelahmu, maaf..", saat kamu mengatakan itu, aku mengerti bahwa saat itu kamu sedang melirik seperempat cinta itu. Dan memang nyatanya aku sama sekali tidak sedikitpun membencimu. Bagaimana mungkin aku bisa membenci sesuatu yang memang selama ini aku banggakan? Cinta dan kamu adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Aku tidak bisa memperlakukan keduanya dengan berbeda. Membanggakan cinta, lalu membenci kamu. Gak bisa! cinta adalah kamu, Kamu adalah cinta. Mencintaimu adalah kebanggaanku. Dicintaimu walau hanya seperempat adalah kebahagiaanku. Saat ini aku hanya bisa berharap KAMU melihat seperempat cinta itu dan perlahan memenuhinya menjadi satu bulatan yang utuh.
"Mencintaimu adalah suatu kebanggaan dan Dicintaimu adalah suatu kebahagiaan""Plasst~
Untuk Kritik, Saran, dan Keluhan silahkan layangkan lewat post komentar dibawah ini, Thanks!