Sabtu, 18 Januari 2014

Dia Yang Memanggilku..

0 komentar
Malam itu, tak begitu jelas jam berapa. Aku berhenti memejamkan mata karna dia.

Entah.. aku tak tahu apa yang terjadi. Tapi yang jelas, dia memanggilku.. iyaa, dia memanggil namaku..

Dikamar kos yang hanya ada aku sendirian, tubuhku gemetar.. suara gemericik air yang beradu dengan suara jangkrik diluar seakan mencoba memecah keheningan malam itu.. 

Aku tidak tahu apa yang aku rasa, tapi jelas dia memanggilku. Memanggil namaku. Dan aku harus pergi menuju suara itu.

Aku bergegas bangun dari tempat tidurku dan berjalan pelan-pelan menghampiri pintu kamar. 
Aku mengintip dari jendela dalam, tapi gelap. Hanya terlihat beberapa motor terparkir tepat didepan kamarku dan Televisi disebelah kiri. 
Aku memberanikan diri untuk terus keluar. 
Perlahan-lahan aku memegang gagang pintu, dan menekannya kebawah. 
Aku keluar. Tapi Masih tak melihat siapapun disitu. "Siapa tadi yang memanggilku ? kok tidak ada orang" tanyaku dalam hati. Aku mulai merinding.

Aku langsung menoleh kebelakang, berniat untuk kembali ketempat tidur. Tiba-tiba... 
"Hen.. Hendi.." iya, terdengar dia memanggilku lagi.
Bulu kudukku kembali berdiri. Dan perlahan-lahan aku menoleh ke sumber suara itu. Kali ini aku melihat. Itu dia! Dia yang memanggilku. Kilau cahaya yang perlahan mendekati kornea mataku. Aku sama sekali tidak tahu cahaya apa itu. Tapi semakin dekat cahaya itu, aku merasa semakin nyaman. Bahkan aku merasakan ketenangan yang belum pernah aku rasakan. Bulu kuduk yang tadinya berdiri seolah-olah tumbang. Rasa takut yang tadinya berpacu dengan detak jantung seolah-olah musnah. Aku merasakan kedamaian. Begitu damai. Benar-benar damai. Semakin dekat cahaya itu, semakin aku terbawa oleh suasana itu. Sampai akhirnya... aku terbangun.

Yahh.. Aku terbangun. Aku berada di atas ranjang tempat biasa aku beristirahat. Itu seperti aku baru terbangun dari tidur. Dan seolah-olah aku baru tersadar dari mimpi. Tapi cahaya itu bukan mimpi. Itu nyata. Jelas aku melihat cahaya yang mendekatiku, yang perlahan memberikan ketenangan. Jelas aku begitu menikmati kedamaian yang dia berikan. Dia begitu nyata, nyata, dan nyata. Tapi kenapa ? Kenapa aku bisa ada di ranjang ini ? 

Haahh.. itu.. segelas teh dan sepiring nasi putih lengkap dengan tempe kering dan telor dadar diatas meja. Dari mana makanan itu ? Apa yang sebenarnya terjadi. Aku masih belum bisa mengerti. 

"hen.. hen.." ( Terdengar suara dibalik pintu )

Bukan, itu bukan suara yang semalam. Itu suara Ibu Kos yang mencoba membangunkanku.

"Sudah bu.." Sambil keluar dan membuka pintu.

"Kamu semalem kenapa ? Kok bisa pingsan diluar"

"Hahh.. pingsan ? semalem aku pingsan ?" bicaraku dalam hati.

"Oh.. gak tahu ibu, terus siapa yang mindahin aku kedalam ?"

"Itu si Lutfy sama Yanuar.." sambil menunjuk ke kamar sebelah kamarku.
"Itu tadi ibu nyuruh Lutfy buat bawain makanan sama teh anget ke kamar kamu, apa sudah ada ?"

"Oh.. itu bu dimeja.."

"Yasudah cepet dimakan dulu.." Sambil kembali masuk ke rumahnya.

"Iyaa ibu, makasih banyak.."


Aku mulai mengerti sekarang. Apa yang aku alami semalam adalah nyata. Itu bukan mimpi. 
Dan cahaya itu.. Aku benar-benar melihatnya. Bahkan merasakannya. Tapi.. Cahaya apa itu ? Apa arti semua itu ?

aaaaaahh entahlah.. aku tak mau berspekulasi terlalu jauh. 
Cukup itu menjadi sebuah pengalaman!



"Plasst~





Untuk Kritik, Saran, dan Keluhan silahkan layangkan lewat post komentar dibawah ini, Thanks!
Read more...